Bendungan Jepara

Bendungan Jepara

Pelanggaran Disiplin di Kota Bandung, Satpol PP Utamakan Edukasi dan Teguran

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan total volume tampungnya sebesar 25,9 juta meter kubik, Bendungan Kuningan dapat mengairi daerah irigasi seluas 3.000 hektare.

Daerah irigasi tersebut terletak di dua kabupaten, yaitu daerah irigasi Cileuweung, Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektare dan daerah irigasi Jengkelok, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah seluas 2.000 hektare.

Mayat Perempuan Ditemukan di Cicalengka Bandung, Diduga Korban Pembunuhan

Di samping itu, keberadaan Bendungan Kuningan bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pariwisata di daerah sehingga berdampak pula pada membaiknya tingkat kesejahteraan rakyat dan perekonomian daerah setempat.

Secara teknis, bendungan bertipe urugan zona inti tegak ini memiliki tinggi 43 meter, panjang 229 meter, dan lebar 10 meter. Sedangkan luas genangan bendungan mencapai 221,59 hektare.

Proyek pembangunan Bendungan Kuningan dimulai pada 2013 oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah.

Sempat menemui kendala dalam hal pembebasan lahan, pekerjaan pembangunan baru bisa dimulai kembali pada 2017 oleh PT Wijaya Karya dan selesai akhir 2020. Biaya pembangunan Bendungan Kuningan mencapai total Rp513 miliar.

Editor: Asep Supiandi

Laporkan bahwa restoran sudah tutup atau info tidak akurat

Jakarta, CNBC Indonesia- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyaksikan peresmian Bendungan Kuningan oleh Presiden Joko Widodo di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Selasa (31/8/2021).

Bendungan Kuningan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berfungsi menyuplai air secara kontinu ke beberapa daerah seperti Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, serta Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.

Bendungan Kuningan memiliki daya tampung air 25,9 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 221,59 hektare. Bendungan lebih dari cukup untuk mengairi 3.000 hektare daerah irigasi di tiga daerah lintas provinsi tersebut.

Presiden menyebutkan Bendungan Kuningan menghabiskan biaya pembangunan Rp513 miliar dan selesai dalam waktu tujuh tahun. Jokowi berharap bendungan ini dapat dinikmati sebesar-besarnya oleh masyarakat terutama petani.

"Alhamdulillah Bendungan Kuningan di provinsi Jawa Barat yang telah dibangun selama 7 tahun dengan biaya Rp513 miliar hari ini selesai. Jika sumber air irigasi terus terjaga, petani bisa menambah frekuensi tanamnya dari satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali setahun. Sehingga dapat meningkatkan produksi dan juga berdampak pada kesejahteraan petani kita," ungkap Presiden.

Tak hanya itu, menurutnya, bendungan ini juga dapat berfungsi sebagai ketahanan air dalam pengendalian banjir di beberapa daerah Jabar bagian timur dan sebagian untuk Jateng.

"Bendungan ini juga sangat bemanfaat untuk ketahanan air, mengendalikan banjir, menyediakan air baku 0,30 meter kubik per detik serta menghasilkan listrik 0,5 mega watt," imbuhnya.

Di akhir sambutan, Jokowi meminta bendungan yang baru saja ia resmikan dapat diteruskan dengan penataan jaringan irigasi terpadu. Mulai dari saluran primer, sekunder hingga tersier bahkan sampai ke kuarter.

"Hal ini penting ditekankan agar bendungan benar-benar bermanfaat menyediakan ari irigasi bagi petani. Saya berharap bendungan juga bisa memberikan nilai tambah bagi daerah bukan saja meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga memudahkan penyediaan air bersih yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat," tutupnya.

Saksikan video di bawah ini:

Lampung Timur – Dengan  memiliki luas wilayah 5.325 kilometer persegi, Kabupaten Lampung Timur menyimpan pesona alam yang sangat menyejukkan. Banyak pilihan destinasi yang bisa kita kunjungi di Lampung Timur dengan konsep alam seperti daerah pantai di Kerang Emas, Danau Kemuning dan masih banyak lagi. Tidak hanya Taman Nasional Way Kambas sebagai tempat rekreasi keluarga, di Lampung Timur juga terdapat sebuah danau yang dimanfaatkan untuk mengairi pertanian yang cocok untuk dijadikan tempat rekreasi atau bersantai bersama keluarga di saat hari libur atau di akhir pekan.

Danau Way Jepara adalah danau yang terletak di Jalan Simpang Danau, Desa Sumberjo, Kecamatan Way Jepara Lampung Timur. Danau yang cukup masuk ke dalam dari Pusat Kecamatan ini berjarak 85 kilometer dari Kota Bandar Lampung dengan rute perjalanan Bandar Lampung ke arah Bandar Sribawono melalui Jalan Ir. Sutami memasuki Jalan Lintas Sumatera ambil kiri ke arah Kecamatan Way Jepara hingga nanti sebelum Pasar Way Jepara bertemu persimpangan dengan tugu bertulisan Bendungan Way Jepara, dapat ditempuh kurang lebih  2 jam perjalanan.

Untuk pengunjung yang ingin menuju danau, pengunjung hanya lurus saja mengikuti akses jalan masuk mulai dari Jalan Lintas Sumatera yang ditandai dengan tugu logo Perkerjaan Umum dengan mahkota pria Lampung di atasnya dan di bawah logo tersebut bertulisan Bendungan Way Jepara. Sepanjang 5 kilometer masuk ke dalam jangan berharap banyak untuk trek yang dilalui, tidak semua jalan sepanjang perjalanan mulus, sedikit berlubang di kiri-kanan cukup membuat pengunjung kurang nyaman di perjalanan. Tetapi ketika pengunjung sudah memasuki komplek danau, pengunjung akan merasakan ketenangan dan kenyamanan selain jalan yang dilalui sudah bagus pemandangan pohon kiri-kanan cukup menyejukkan hati.

Untuk spot pertama terdapat stay area dengan view bentang  air danau yang luas. Air danau yang berasal dari aliran Sungai Way Abar, Way Jejawai dan Way Jepara ini berhulu di Register 38 Gunung Balak dan Gunung Mas. Dengan kedalaman kurang lebih 30 meter dan diameter hampir 2 kilometer ini, disulap menjadi waduk yang semula hanya memiliki luas 5 hektare hingga pada tahun 1972 waduk ini diperluas menjadi sekitar 200 hektare dan mampu mengairi 1.800 hektare sawah.

Di stay area ini terdapat 2 bangunan ikonik, yang pertama signage bertulisan Bendungan Way Jepara dengan logo PU dan font berwarnakan kuning dan merah. Dan yang kedua Tugu Patung Petani memegangi cangkul lengkap dengan tudung capil.

Signage bertulisan Bendungan Way Jepara | foto : M Danil Prayoga

Tugu triologi PU | foto : M Danil Prayoga

Menuju lokasi kedua di kawasan danau ini, jalan yang dilalui memiliki view yang tak kalah indah. Jalan yang rimbun dan di kiri-kanan banyak pepohonan yang sudah hidup lebih dari 10 tahun seperti pepohonan jati yang tersusun rapih membuat pengunjung nyaman merasakan sensasi di perjalanan seperti sedang di luar daerah.

Sesampainya di lokasi kedua, pengunjung dapat menikmati suasana danau dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan kegiatan memancing, bersantai bersama keluarga, dan melakukan hunting foto bagi para pengunjung yang suka melakukan kegiatan fotografer.

Kegiatan memancing di Danau Way Jepara | ig : @danilprayoga

kegiatan fotografi dengan backround pemandangan alam | ig : @danilprayoga

Pengunjung yang mengunjungi danau ini tidak dimintai biaya. Dikarenakan wilayah hutan lindung dan bukan pengelolaan wisata, sebaiknya pengunjung lebih berhati-hati dalam menjaga kendaraan dan barang-barang. untuk kuliner pengunjung dapat mampir ke kedai-kedai di sekitaran pemukiman warga sekaligus dapat menitipkan kendaraan di sana.

Credit Foto : @faqih_aulia_rahman @danilprayoga

Danau Way Jepara, Jalan Simpang Danau, Sumberjo, Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur

Tempat sejuk bersantai bersama keluarga

Terdapat banyak pepohonan dan danau yang luas

Tidak direkomendasikan untuk melakukan kegiatan berenang

Tidak tersedianya pengelolaan parkir

Direkomendasikan untuk membawa bekal sebelum menuju lokasi atau dapat mampir dikedai sekitaran perumahan warga

Akses jalan menuju lokasi sedikit berlubang

Penulis Artikel: M Danil Prayoga

Editor: Ratih Purwaningsih

Pada periode tahun 2015-2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah menyelesaikan sebanyak 15 bendungan. Sedangkan pada periode 2020-2024, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 61 bendungan, dimana pada tahun 2020 telah selesai 3 bendungan, yaitu Napungete, Tukul dan Tapin. Pada tahun 2021, akan diselesaikan 13 bendungan dimana 4 diantaranya telah siap diresmikan, yakni Bendungan Kuningan, Way Sekampung, Bendo dan Passeloreng.

Pembangunan bendungan di berbagai daerah di Indonesia didasari oleh banyaknya daerah yang mengalami banjir ketika musim penghujan tiba dan kekeringan jika musim kemarau datang. Selain itu, pembangunan berbagai bendungan tersebut juga merupakan salah satu upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan di Indonesia.

Bendungan Kuningan yang merupakan salah satu dari empat bendungan yang siap diresmikan adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang studi terkait pembangunannya sudah dimulai sejak 35 tahun lalu melalui inisiasi rancangan induk (master plan) Sungai Cisanggarung. Bendungan ini dibangun sebagai salah satu infrastruktur yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan air dalam skala nasional. Hari ini (31/8/2021), bendungan yang telah selesai dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung ini diresmikan oleh Presiden Jokowi.

Bendungan yang berlokasi di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat tersebut telah mencapai progres konstruksi 100%. Secara teknis, bendungan dengan tipe urugan zona inti tegak ini memiliki volume total 25.955 juta meter kubik dengan luas genangan 221,59 hektar. Untuk tinggi bendungan yaitu 43 meter, dengan panjang 229 meter, dan lebar 10 meter.

Bendungan Kuningan memiliki manfaat, diantaranya akan mengairi Daerah Irigasi (D.I) seluas 3000 hektar yang terdiri dari D.I Cileuweung (Kabupaten Kuningan) 1000 hektar dan D.I Jengkelok (Kabupaten Brebes) seluas 2000 hektar. Tidak hanya itu, bendungan ini juga bermanfaat sebagai pengendali banjir, penyedia air baku sebesar 200 liter/detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 500 kW.

Pembangunan Bendungan Kuningan yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sangat diharapkan masyarakat, apalagi di daerah tersebut bila musim penghujan sering terjadi banjir, namun saat musim kemarau terjadi kekeringan. “Jika suplai air untuk irigasi ini terus terjaga, petani bisa menambah frekuensi tanamnya dari satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali setahun”, jelas Presiden Jokowi. Ia juga menyampaikan agar pembangunan bendungan ini segera diikuti dengan pembangunan dan penataan jaringan irigasi, mulai dari saluran primer, sekunder, tersier hingga kuarter agar segera memberi manfaat bagi para petani dan masyarakat. Dengan hadirnya bendungan ini, diharapkan produksi tani di daerah tersebut juga bisa ikut meningkat sehingga kesejahteraan para petani bisa semakin membaik.

Selain itu, Pemerintah Daerah setempat juga dapat memanfaatkan keberadaan Bendungan Kuningan ini untuk pengembangan pariwisata yang diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakatnya. (kompusda sandro)

Pemerintah siapkan rumah khusus (rusus) sebanyak 444 unit, sebagai hunian relokasi masyarakat yang terdampak pembangunan Bendungan Kuningan.

Pada Selasa 31 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan secara virtual Bendungan Kuningan yang berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Kuningan di Kuningan, Jawa Barat

Menurut Jokowi, Bendungan Kuningan senilai Rp 513 miliar ini memiliki kapasitas tampung hingga 25,9 juta meter kubik dan dapat mensuplai air secara berkelanjutan.

Jokowi menyampaikan bendungan yang memakan biaya Rp 513 miliar ini telah rampung dibangun dan siap untuk difungsikan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bendungan tersebut mampu menyediakan air pertanian irigasi untuk 3.000 hektar sawah bagi masyarakat di 3 kabupaten.

Bendungan Kuningan Jawa Barat memiliki kapasitas daya tampung sebanyak 25,9 juta meter kubik air.

Warga memborong motor hampir 30 unit dengan masing-masing memiliki 3 kendaraan per rumah.

Kementerian PUPR bangun rumah khusus bagi warga terdampak pembangunan Bendungan Kuningan.

Pembangunan rumah tersebut senilai Rp 125 juta per unit untuk warga kena proyek Bendungan Kuningan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis target pembangunan 65 bendungan akan tercapai.

Pengerjaan Bendungan Kuningan dapat segera diselesaikan pada akhir 2018 ini.

Presiden Jokowi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akan menyambangi proyek pembangunan Bendungan Kuningan dan rumah khusus.

Sebanyak 360 warga yang terkena Bendungan Kuningan direlokasi ke rumah khusus yang dibangun pemerintah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan pengerjaan bendungan kuningan bisa kelar pada akhir 2018

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, biaya anggaran yang harus dikeluarkan membengkak jadi Rp 510 miliar.

Bendungan Kuningan Mampu Menampung 25 juta m3, Sumber Irigasi dan Air Baku Baru di Pantura Jawa

Debit air yang akan mengalir di Kabupaten Brebes Jawa Tengah sekitar 240 liter per detik.

Penggunaan komputer memiliki berbagai fungsi yang luas dan beragam. Secara singkat, beberapa fungsi utama penggunaan komputer meliputi:

Pengolahan Data dan Informasi: Komputer digunakan untuk memproses, menyimpan, mengelola, dan menganalisis data dan informasi secara efisien. Ini mencakup pembuatan dokumen, spreadsheet, presentasi, dan database.

Komunikasi: Komputer memungkinkan komunikasi cepat dan global melalui internet, email, media sosial, dan aplikasi pesan instan. Ini memfasilitasi kolaborasi dan interaksi antara individu dan kelompok di seluruh dunia.

Pendidikan dan Pembelajaran: Komputer digunakan dalam konteks pendidikan untuk akses ke materi pembelajaran online, platform e-learning, dan alat-alat pendidikan interaktif.

Hiburan: Komputer memberikan akses ke berbagai bentuk hiburan, termasuk streaming video, musik, game, dan konten kreatif seperti grafis dan animasi.

Penelitian dan Pengembangan: Dalam berbagai bidang, komputer digunakan untuk melakukan penelitian, simulasi, dan analisis kompleks. Ini juga berlaku untuk pengembangan produk dan teknologi baru.

Produktivitas Kerja: Komputer membantu dalam menjalankan berbagai tugas bisnis dan profesional, seperti pengelolaan proyek, pembukuan, analisis data, dan desain grafis.

Desain dan Kreativitas: Komputer digunakan untuk membuat desain grafis, animasi, seni digital, desain produk, dan berbagai karya kreatif lainnya.

Pengaturan Waktu dan Pengingat: Komputer dapat berfungsi sebagai alat pengatur waktu, kalender, dan pengingat untuk membantu pengguna mengelola jadwal dan tugas.

Pengolahan Multimedia: Komputer digunakan untuk mengedit dan memanipulasi gambar, audio, dan video, baik untuk tujuan profesional maupun pribadi.

Keamanan dan Privasi: Komputer dapat digunakan untuk mengamankan data dan informasi melalui enkripsi, penggunaan kata sandi, dan alat keamanan lainnya.

Perbankan dan Keuangan: Komputer memungkinkan layanan perbankan online, pembayaran elektronik, dan manajemen keuangan pribadi.

Kesehatan dan Kedokteran: Dalam bidang kesehatan, komputer digunakan untuk diagnosa medis, pencatatan data pasien, penelitian medis, dan pemantauan kesehatan.

Transportasi dan Navigasi: Komputer digunakan dalam sistem navigasi, kendali lalu lintas udara, sistem GPS, dan pengelolaan transportasi.

Pengendalian dan Automatisasi: Komputer digunakan dalam pengendalian peralatan industri, otomatisasi proses produksi, robotika, dan peralatan rumah pintar.

Pemodelan dan Simulasi: Komputer digunakan untuk membuat model dan melakukan simulasi dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknik, dan analisis risiko.

Dalam intinya, komputer telah merasuk hampir semua aspek kehidupan kita, memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan produktivitas, efisiensi, dan kreativitas.

6°35′31″S 110°40′16″E / 6.592071°S 110.671242°E / -6.592071; 110.671242

Jepara (bahasa Jawa: ꦗꦼꦥꦫ) (atau disebut juga Jepara Kota) adalah ibu kota Kabupaten Jepara yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Jepara. Jepara juga merupakan sebuah wilayah kecamatan yang terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.[3]

Menurut C. Lekkerkerker, nama Jepara berasal dari kata Ujungpara. disebut ujungpara karena dahulu ada orang dari Majapahit yang sedang berjalan melewati daerah yang sekarang disebut Jepara, melihat nelayan yang sedang membagi-bagi ikan hasil tangkapannya "membagi" dalam bahasa jawa adalah "Para" (dibaca: Poro), maka pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia melewati ujung pulau Jawa yang ada yang membagi ikan.

Kemudian berubah menjadi Ujung Mara, dan Jumpara, yang akhirnya berubah menjadi Japara pada tahun 1950an diubah menjadi Jepara hal itu dibuktikan adanya Persijap (Persatuan Sepak bola Japara). Kata Ujung dan Para sendiri berasal dari bahasa jawa, Ujung artinya bagian darat yang menjorok ke laut dan Para yang artinya menunjukkan arah, yang digabung menjadi suatu daerah yang menjorok ke laut.

Letak geografis memang menempatkan Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. Para dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang artinya bebakulan mrono mrene, yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah. Orang Jawa menyebut menyebut nama Jepara menjadi Jeporo, dan orang Jawa yang menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten, dalam bahasa Inggris disebut Japara, Sedangkan orang Belanda menyebut Yapara atau Japare.

Kecamatan Jepara terbagi menjadi 4 desa dan 11 Kelurahan, yaitu:

Pada umumnya penduduk Jepara merupakan suku Jawa, dan beberapa suku lain dari Indonesia. Tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Jepara sebanyak 92.967 jiwa, dengan kepadatan 1.167 jiwa/km².[2] Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Jepara berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 97,03%, kemudian Kekristenan 2,93% dimana Protestan 2,41% dan Katolik 0,51%. Selebihnya buddha sebanyak 0,02% dan Hindu 0,02%.[4]

Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar masyarakat Kecamatan Jepara menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Jeporonan.

Kecamatan Jepara memiliki beberapa taman, yaitu:

Masakan khas Jepara, adalah:

Kecamatan Jepara terdapat 1 Polindes, 1 Puskesmas dan 3 Rumah Sakit, yaitu:

Kecamatan Jepara terdapat beberapa Pasar, yaitu:

Wikimedia Commons memiliki media mengenai

BANDUNG, iNews.id - Bendungan Kuningan di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, memiliki peran cukup vital dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bendungan ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2021 lalu.

Sebagai salah satu infrastruktur yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), Bendungan Kuningan dibangun juga untuk mendukung pertumbuhan perekonomian daerah. Pada dasarnya, bendungan dibangun guna menyediakan air irigasi untuk lahan pertanian.

Video: Fakta di Balik Pertemuan Prabowo-Jokowi

K+Mobile Vet, Klinik Hewan Bergerak Pertama di Indonesia Beroperasi di Bandung

Selain untuk irigasi, Bendungan Kuningan juga memiliki beberapa manfaat lainnya. Bendungan Kuningan dapat berfungsi sebagai sarana pengendali banjir, sarana ketahanan air dengan menyediakan air baku sebanyak 200 liter per detik, serta mendukung ketahanan energi karena dapat menghasilkan listrik sebesar 500 kilowatt.

Dengan berbagai kelebihan tersebut, Bendungan Kuningan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat karena produksi hasil tani yang bertambah apabila suplai air irigasi terjaga dengan baik.